Price atau Harga
Tujuan Penetapan Harga
Unsur dari marketing mix dengan konsep 4P untuk P yang kedua adalah Price atau dalam bahasa Indonesia kita kenal dengan Harga.
Setiap perusahaan harus menetapkan harga dari produk yang dijualnya
secara tepat agar sukses dalam memasarkan produk tersebut. Harga
merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan
atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya
sebaliknya, menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Disamping itu
harga merupakan bauran pemasaran yang dapat berubah dengan cepat.
Berbeda misalnya dengan produk dan distribusi. Keduanya tidak dapat
berubah atau disesuaikan dengan cepat, karena menyangkut kepentingan
jangka panjang.
Pengertian harga dapat berbeda tergantung dari sudut pandangnya. Dari
sudut pandang pemasar, harga merupakan satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian ini
sejalan dengan konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran.
Sementara itu dari sudut pandang konsumen, harga adalah sesuatu yang
dijadikan sebagai indikator nilai karena harga selalu dihubungkan dengan
manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai (value) adalah rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga.
Dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, harga memiliki dua peranan utama yaitu :
- Peranan alokasi dari harga, hal ini akan membantu pembeli memutuskan caara memperoleh utilitas maksimal sesuai daya belinya. Adanya harga dapat membantu untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa.
- Peranan informasi dari harga, dapat menunjukan pada konsumen mengenai faktor-faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini bermanfaat dalam situasi pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang berkembang adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
Tujuan Penetapan Harga
- Berorientasi pada laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu
memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini
dikenal dengan maksimisasi laba. Tetapi dengan era globalisasi saaat ini
sangat sulit bagi sebuah perusahaan untuk dapat mencapai maksimisasi
laba. Dengan demikian tidak mungkin suatu perusahaan dapat mengetahui
secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum.
- Berorientasi pada volume
Penetuan harga dengan tujuan atau orientasi pada volume dikenal dengan istilah volume pricing objectives.
Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume
penjualan, niali penjualan dan pangsa pasar. Contoh yang konkrit adalah
perusahaan penerbangan atau travel. Biaya untuk satu kali keberangkatan pesawat terbang atau travel akan sama padahal pesawat atau travel belum tentu terisi penuh pada setiap keberangkatannya.
- Berorientasi pada citra / posisi produk
Citra sebuah perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Harga yang tinggi biasa untuk membentuk atau mempertahankan citra
prestisius. Sementara harga yang rendah digunakan untuk membentuk citra
nilai tertentu. Baik penetapan harga tinggi atau rendah bertujuan untuk
meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang
ditawarkan.
- Stabilisasi harga
Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang sangat sensitif. Bila suatu
perusahaan menurunkan harga maka pesaingnya harus menurunkan harga pula.
Tujuan stabilisasi untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara
harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.
- Tujuan spesifik lainnya
Penetapan harga juga bertujuan untuk beberapa tujuan yang spesifik
lainnya diantaranya untuk mencegah masuknya pesaing, loyalitas
pelanggan, pembelian ulang konsumen dll.
Sumber tulisan : “Strategi Pemasaran” - Fandy Tjiptono, 1997
Tidak ada komentar:
Posting Komentar